secara geografis Wakatobi memang terletak diantara dua
benua dan dua samudra, yakni Laut Banda (Samudra Pasifik) dan Laut Flores (Samudra Hindia).
Wakatobi yang dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Buton pun, memiliki paham kangkilo
yaitu bagaimana cara agar seseorang dapat mensucikan dirinya secara lahir dan batin. Paham
tersebut pulalah yang bisa mencirikan karakter dari negeri yang bermartabat dan berbudi mulia
seperti yang tergambarkan di Atlantis.
Dulu masyarakat mengenalnya sebagai Kepulauan Tukang Besi. Menurut sebuah
penelitian sejarah, istilah Wakatobi muncul sebagai hasil pertemuan yang diadakan sebagian pemuda - pemuda dari kawasan tersebut pada tahun 1900-an yang saat itu telah mulai
mengenyam pendidikan di Buton (Bau - Bau). Penamaan Wakatobi sendiri berasal dari suku
kata pertama di keempat pulau utamanya, yaitu WA untuk Wangi - wangi, KA untuk Kaledupa,TO untuk Tomia dan BI untuk Bingongko.
Walau kini masyarakat lebih familiar dengan nama Wakatobi, namun julukan Pulau
Walau kini masyarakat lebih familiar dengan nama Wakatobi, namun julukan Pulau
Tukang Besi pada masa silam bukanlah datang tanpa sebab. Wakatobi dahulu adalah kawasan yang berada di bawah pengaruh Kerajaan Buton pada abad 17. Masyarakatnya menjadi pemasok persenjataan yang handal untuk peperangan, seperti pisau dan parang. Hingga kinipun masih bisa dijumpai aktivitasnya jika berkunjung ke Pulau Binongko, dimana sebagian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai pandai besi.
Lain halnya dengan Pulau Kaledupa, yang mempunyai peran khusus ketika masih dalam masa pengaruh Kerajaan Buton. Kesultanannya memberikan kuasa kepada pulau tersebut dengan suatu gelar barata yang artinya adalah daerah perwakilan. Jika melihat aspek yang lebih\ luas lagi, pada abad 17 dan 18 kawasan Wakatobi berada juga di bawah pengaruh Kerajaan Gowa yang berkuasa di Sulawesi Selatan, serta Kerajaan Ternate. Sehingga tidak heran jika Wakatobi kini sarat akan nilai - nilai budaya, hasil peninggalan para leluhurnya.
Lain halnya dengan Pulau Kaledupa, yang mempunyai peran khusus ketika masih dalam masa pengaruh Kerajaan Buton. Kesultanannya memberikan kuasa kepada pulau tersebut dengan suatu gelar barata yang artinya adalah daerah perwakilan. Jika melihat aspek yang lebih\ luas lagi, pada abad 17 dan 18 kawasan Wakatobi berada juga di bawah pengaruh Kerajaan Gowa yang berkuasa di Sulawesi Selatan, serta Kerajaan Ternate. Sehingga tidak heran jika Wakatobi kini sarat akan nilai - nilai budaya, hasil peninggalan para leluhurnya.