Pages

Sabtu, 23 Maret 2013

TATA KELOLA IT

Tata Kelola

Pengertian

Tata Kelola IT memiliki definisi inklusif yang mencakup Sistem Informasi, Teknologi dan Komunikasi, Bisnis dan Hukum, serta isu - isu lain yang menyebabkan hampir seluruh stakeholder baik direktur, manajemen eksekutif, pemilik proses, suplier, pengguna IT, bahkan pengaudit SI dan IT.

Pada dasarnya tata kelola IT berkaitan dengan dua permasalahan yaitu :

  1. bahwa IT akan memberikan nilai hidup bisnis yang di dorong oleh penyelarasan IT dan bisnis dan bahwa resiko yang terkait dengan IT akan ditangani dengan penentuan penanggung jawab permasalahan tersebut dalam perusahaan.
  2. penyelarasan bisnis dan IT yang mengarahkan pada pemenuhan nilai bisnis dan ini merupakan elemen kunci dari pada tata kelola IT.

Adapun fokus utama dari area dari area tata kelola IT dapat dibagi menjadi 5 area :

  1. penyelarasan strategis
  2. penyampaian nilai
  3. pengelolaan sumber daya
  4. pengelolaan resiko
  5. pengukuran kinerja

Kerangka Kerja Tata Kelola IT

Kerangka kerja mempunyai fungsi dan peran masing - masing dalam tata kelola IT. Peran dan Fungsi utama tersebut adalah :

  1. Pengaturan

  2. Pengaturan mencakup hal - hal apa yang mendasari tata kelola tersebut yang ditentukan melalui pendefinisian startegi dan kontrol. contoh kerangka yang masuk dalam cakupan ini adalah Control Objective for Information and Related (COBIT).

  3. Pengelolaan

  4. Adapun bagaimana tata kelola tersebut dilaksanakan merupakan cakupan dari pengelolaan yang di tentukan melalui rencana taktis dan eksekusi. Contoh kerangka kerja yang termasuk dalam cakupan ini adalah Information Tecnology Infrastructure Library (ITIR)

Contoh lain yang merupakan contoh kerangka kerja ini adalah International Standars Organization(ISO)17799 yang lebih menekankan pada penyelediaan kontrol rencana taktis yang mendukung kontrol tersebut

Peran Audit dalam Tata Kelola IT

Audit memainkan peran penting dalam peng-implementasian Tata Kelola IT di perusahaan. Besarnya resiko yang muncul akibat penerapan IT di suatu perusahaan membuat audit SI dan IT semakin penting untuk dilakukan. Menurut Ron Weiber tahun 2000 menyatakan beberapa alasan penting mengapa audit SI dan IT perlu dilakukan :

  • kerugian akibat kehilangan data
  • kesalahan dalam pengambilan keputusan
  • resiko kebocoran data
  • penyalahgunaan komputer
  • kerugian akibat kesalahan proses perhitungan
  • tingginya nilai investasi hardware dan software

PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pengertian Filsafat

Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya cinta dan shopos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom.


Keseluruhan arti filsafat dikelompokkan menjadi :
  1. Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian
    • Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu, misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya

    • Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat.Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber pada akal manusia

  2. Filsafat sebagai suatu proses, yang dalam hal ini filsafat diartika dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permaslahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya

Cabang-cabang filsafat :

Metafisika: yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis yang meliputi bidang-bidang ontologi, kosmologi dan antropologi
Epistemologi : yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
Metodologi : yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan
Logika : yang berkaitan dengan persoalan filsafat berpikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berpikir yang benar
Etika : yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia
Estetika : yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan

Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

  1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis

    Kesatuan sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat “monopluralis” yang memiliki unsur-unsur, susunan kodrat” jasmani-rohani, sifat kodrat” individu-makhluk sosial dan “kedudukan kodrat” sebagai pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-unsur hakikat manusia tersebut merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis.

  2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal.

    Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarki sila-sila Pancasila dalam urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya.

Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :

Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat dan kelima.
Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima.
Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima.
Sila keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, meliputi dan menjiwai sila kelima.
Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi

Hal ini dimaksudkan bahwa dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, atau dengan kata lain dalam setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.

Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi :
  • Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  • Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  • Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  • Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

Secara filosofis, Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat di dunia.

  1. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila
  2. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia.

  3. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila
  4. Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Kalau manusia merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologis dari Pancasila. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologis, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia.

    Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.

  5. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila
  6. Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Menurut Notonegoro, nilai-nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

    • Nilai Material : segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia

    • Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas atau kegiatan

    • Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat dibedakan atas empat tingkatan sebagai berikut :

      • Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia

      • Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan manusia

      • Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will, wollen, karsa) manusia.

      • Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

 

Your Message Please



Cari Blog Ini